Banjir Bisa Dideteksi dengan Wireless Sensor
Posted by Unknown on 10.47
SURABAYA - Banjir seolah menjadi kutukan bagi negeri ini,
jika kita analogikan, banjir ibaratkan penyakit kronis yang tak kunjung bisa
disembuhkan, entah karena tidak ada obatnya, atau memang enggan untuk
disembuhkan.
Terjadinya banjir dari waktu ke waktu menunjukkan kegagalan
dalam mengelola potensi sumber daya air. Besarnya potensi sumber daya air di
Indonesia jika penanganannya keliru akan menimbulkan efek, salah satunya adalah
banjir.
Belakangan banjir tidak hanya ‘dinikmati’ warga kota, daerah
yang sebelumnya tidak tersentuh banjir, kini ikut merasakan seperti apa musibah
tahunan ini. Kerugian cukup besar harus mereka tanggung, harta, benda, bahkan
tidak jarang merenggut nyawa keluarga yang dicintai.
Permasalahan banjir inilah menginspirasi dua mahasiswa
STIKOM Surabaya program studi (Prodi) S1 Sistem Komputer, Budi Hari Nugroho dan
Muhammad Syakir. Kedua mahasiswa yang akan diwisuda pada Sabtu (26/4) ini
merasa prihatin dengan makin meluasnya bencana banjir serta korban yang
berjatuhan.
Untuk itu mereka melakukan inovasi dengan membuat alat
pendeteksi banjir jarak jauh. Alat ini diakui memiliki tingkat keakuratan yang
tinggi serta dapat dipantau secara real time, sehingga dapat memberi informasi
terhadap ketinggian air dan membantu pengambilan keputusan terhadap kondisi
banjir di suatu tempat.
Alat pendeteksi banjir ini menggunakan teknologi Wireless
Sensor Network (WSN), yaitu jaringan nirkabel yang terdiri dari beberapa alat
sensor yang saling bekerja sama untuk memonitor fisik dan kondisi lingkungan
seperti temperatur, air, suara, getaran atau gempa, polusi, dan udara di tempat
yang berbeda-beda. Cara kerja alat ini dengan menentukan node router dan
coordinator yang berfungsi untuk mengambil data ketinggian air dan waktu.
Proses diawali dengan mengirim pesan ke node coordinator
melalui pesan, kemudian sensor ultrasonik melakukan pendeteksian, selanjutnya
data yang diperoleh akan diolah di dalam Arduino Uno, yaitu micro controller
yang akan mengolah data ketinggian air dalam (cm), ditambah data tanggal dan
waktu yang dihasilkan oleh modul Real Time Clock (RTC). Setelah semua data didapat, akan dikirim
secara wireless ke node coordinator, data-data dari beberapa tempat akan
dibandingkan selanjutnya dikirim ke node and device yang terhubung ke komputer
melalui USB selanjutnya diterjemahkan oleh program Visual Basic (VB). Data
akhir berupa data ketinggian air, tanggal, waktu, dan prediksi terjadinya
banjir sekaligus alarm peringatan.
Prototype alat pendeteksi banjir ini masih diperlukan
penyempurnaan serta pengembangan lebih lanjut. Dengan adanya alat semacam ini
diharapkan dapat membantu pemantauan yang lebih akurat terhadap bencana banjir,
sehingga dapat mengurangi dampak bencana secara tepat sekaligus menekan korban
yang ditimbulkan.
Prof. Dr. Budi Jatimiko, M.Pd menandaskan, bahwa karya-karya
mahasiswa berupa Tugas Akhir sudah seharusnya memberi manfaat positif bagi
kehidupan masyarakat. Terlebih jika karya tersebut bisa memberi manfaat dan
dapat diaplikasikan secara langsung. “Penemuan yang inovatif dari mahasiswa
inilah yang diharapkan memberikan semangat mahasiswa lain untuk menelorkan
karya-karya lain yang lebih bermanfaat,” ujarnya.
Categories: Pendidikan