Mirip Bung Karno

Posted by Unknown on 01.52
Gedung Langganan Deklarasi Capres






CAPRES Prabowo Subianto ternyata sangat mengidolakan Soekarno (Bung Karno). Saat deklarasi Capres-Cawapres, Senin (19/5) kemarin, suasana di lokasi acara tidak hanya menonjolkan nasionalisme saja, tapi juga lekat dengan Bung Karno, sang Proklamator RI. Bahkan, Prabowo sendiri saat pidato sangat menggelegar persis gaya Bung Karno. Bukan hanya materinya, tapi juga suara, diksi, dan intonasinya benar-benar mirip Bung Karno.
Karena itu, Amien Rais pun langsung menyebut ada Bung Karno pada diri Prabowo. Amien Rais yang juga ikut berpidato dalam acara itu menyebut, dari sisi kiri kanan maupun depan, Prabowo mirip dengan Bung Karno. Bukan hanya itu, lokasi acara deklarasi di rumah Polonia Jl. Cipinang Cempedak No.I/29, Jaktim, juga "sangat Soekarno".
Waketum Gerindra Fadli Zon mengatakan, mantan presiden Soekarno pada tahun 1960-an, pernah tinggal di rumah tersebut. Dan pemilihan tempat deklarasi  ini sengaja diarahkan untuk melambangkan semangat Prabowo dan cawapresnya Hatta Rajasa untuk mengikuti jejak perjuangan Bung Karno. Selanjutnya rumah itu menjadi base camp pasangan Prabowo-Hatta. "Ini punya Pak Haji Haris Efendi Tahir," terang Fadli Zon saat ditemui di Rumah Polonia, Senin (19/5).
Menurut Fadli, kubu Prabowo-Hatta mendapatkan rumah itu cuma-cuma. Tidak ada sewa yang dibayarkan kepada pemilik rumah yang juga dikenal sebagai ketua Majelis Zikir SBY Nurussalam. "Kita tidak sewa, diberikan secara gratis, bahkan termasuk dengan makanannya," jelas Fadli.
Sebelum dimiliki Harris Tahir, rumah besar bak istana ini dimiliki oleh politisi Demokrat Hayono Isman. Mantan menpora di era Soeharto ini menjual rumah tersebut sekira tahun 2010. "Kira-kira tahun 2010, Pak Hayono menjual rumah ini sama Pak Harris. Dulu belum kayak gini bentuknya. Lalu dibangun sama Pak Harris," kata Dadang seorang pedagang di sekitar rumah itu.
Dadang mengatakan, setelah berpindah tangan kepada Harris Tahir, rumah tersebut pun langsung dibangun bak istana mewah. "Kalau luas sih luas. Dulu sempat dibangun sama Pak Hayono. Tapi setelah itu dijual. Lalu pembangunannya diteruskan sama Pak Harris," paparnya.
Dadang melanjutkan, setelah selesai dibangun di tahun 2012, menjelang pemilu rumah ini pun akhirnya menjadi posko kemenangan PAN, yang diserahkan kepada ketua umum Hatta Rajasa. "Dari tahun 2013, ini sudah jadi poskonya Pak Hatta Rajasa. Foto Pak Hatta doang dulu yang ada di depan rumah. Sekarang jadi sama Pak Prabowo," terangnya.
Meski demikian, Dadang mengaku bahwa rumah tersebut jarang ditempati oleh Harris Tahir setelah resmi dibeli olehnya. "Pak haji (Harris) rumahnya banyak, dia pengusaha asli Betawi. Jarang nempatin rumah ini," tandasnya.
Selain Dadang, Iwan seorang loper koran yang sudah 15 tahun berkeliling di kompleks ini mengatakan, rumah milik Haji Harris ini memang memiliki sejarah tentang Bung Karno. "Yang saya tahu dari cerita-cerita, rumah ini dulu punya Bung Karno. Dulu bangunannya masih bangunan Belanda dan belum sebesar ini," ungkapnya.
Herman, salah seorang penjaga keamanan setempat, mengatakan, rumah tersebut berada di area dengan lahan seluas 1 hektare. Bangunannya terdiri dari dua lantai. Dia tidak tahu berapa kamar di dalamnya, karena mengaku tak pernah masuk ke bangunan tersebut.
"Ini bangunan baru, sudah direnovasi. Tapi pilar-pilar dan tulang-tulangnya masih ada yang lama," terang Herman saat ditemui di lokasi. Lebih lanjut Herman mengatakan, sehari-hari, rumah itu digunakan oleh para fungsionaris PAN - Gerindra untuk rapat. Tidak ada yang menempatinya secara permanen.

Langganan Capres Kalah
Sedang pasangan Jokowi-JK memilih Gedung Joang 45 di Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, sebagai lokasi deklarasi Capres-Cawapres. Gedung ini sejadinya sudah  menjadi langganan para Capres dan Cawapres untuk melakukan deklarasi. Pada Minggu 9 Mei 2004 silam, misalnya, pasangan Amien Rais dan Siswono Yudhohusudo mendeklarasikan maju sebagai capres dan cawapres di pilpres 2004.
Pasangan yang menggunakan tagline "Amien Rais for President" itu akhirnya gagal menuju Istana Presiden. Pemilu 2004 menghasilkan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla sebagai pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih.
Lalu, pada Senin 1 Juni 2009 juga di Gedung Joang, kader muda Partai Amanat Nasional mendeklarasikan dukungan untuk duet Jusuf Kalla-Wiranto sebagai pasangan Capres dan Cawapres di pilpres 2009. Duet yang diusung Partai Golongan Karya itu sepekan sebelumnya melakukan deklarasi di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat. Duet Jusuf Kalla-Wiranto pada akhirnya juga gagal melenggang ke Istana. Pilpres 2009 dimenangkan oleh pasangan SBY-Boediono.
Selanjutnya Senin kemarin (19/5) giliran pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla, melakukan deklarasi di Gedung Joang 45. "Di gedung inilah dulu Bung Karno melakukan kaderisasi," kata Rieke Dyah Pitaloka yang memimpin deklarasi Jokowi-JK.
Gedung Joang '45 atau Museum Joang '45 diresmikan pada 1974 oleh Presiden Soeharto. Gedung yang dibangun pada 1920 itu pada mulanya adalah sebuah hotel yang dikelola oleh seorang berkebangsaan Belanda.
Pada tahun 1942 saat Batavia dikuasai Jepang, hotel tersebut diambil alih oleh para pemuda Indonesia. Di gedung inilah pada kurun 1942 sampai 1945 para pemuda Indonesia mendapatkan pendidikan politik. Lalu apakah Jokowi-JK akan mendapat berkah Soekarno atau mengalami nasib serupa dengan sejumlah capres lain yang kalah dalam Pilpres? Sejarah yang akan menjawabnya pada 9 Juli mendatang. * det, tmp, hud
Categories: